Pastikan hati kita selalu mengingat Allah di setiap saat dimanapun kita beradaMARI
kita banyangkan, seandainya kita adalah sebuah akar kecil yang tumbuh
dalam sebuah pohon yang rindang, akar tersebut akan terus menjalar untuk
mendapatkan air agar bisa bertahan hidup. Akar akan selalu terus
menjalar dengan kendali hati nurani kita, kadang berjalan ke sungai,
kadang ke rawa-rawa hanya untuk mendapatkan air. Karena dengan bantuan
akar, pohon tersebut akan menghasilkan buah yang kemudian dipetik di
kemudian hari.Kita akan berlomba.........
dengan
akar-akar yang lain dalam mendapatkan air. Kita sama di hadapan mereka
namun jelas akan berbeda bila kita berhadapan dengan pohon. Kemudian
kita melanjutkan perjalanan kembali untuk mencari air, setibanya kita di
sebuah mata air namun aromanya yang begitu menusuk hidung, dan kita
yakin air ini tidak baik bila kita persembahkan untuk sebuah pohon,
karena pada suatu saat nanti akan meracuninya dan kemudian mati. Tidak
hanya pohon yang akan mati, akarpun akan mati, dan mungkin akar-akar
yang lainpun akan ikut mati bersama kita. Siapa yang akan disalahkan
…..?Sebenarnya peraturan telah dikukuhkan oleh sebuah pohon, agar
semuanya berjalan dengan lancar, dan dia selalu mengingatkan kita selaku
sebuah akar untuk selalu berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kita termasuk akar yang beruntung karena selalu diingatkan olehnya agar
selalu berjalan pada yang benar, dia selalu mengingatkan kita karena
selalu menjalankan aturan pohon tersebut dengan baik. Begitulah
perjalanan kehidupan sebuah akar, jalan mereka berbeda-beda untuk
mendapatkan air, agar menghasilkan buah yang banyak dan bergizi bagi
kehidupan manusia.Begitu pula kehidupan manusia untuk mendapatkan
ma’rifat Tuhan S.W.T. di muka bumi ini banyak cara untuk mendapatkannya.
Sebagaimana firman Allah S.W.T. dalam al-Qur’an dan hadits Nabi
Muhammad S.A.W telah mencakup segala aspek kehidupan manusia. Dan kita
tidak akan pernah sesat bila kita mengikutinya. Yakinlah dalam hati
kita. Lewat jalan manakah berma’rifat Tuhan bisa kita
lakukan?Berma’rifat dengan tuhan lewat jalan politikApakah boleh
berma’rifat dengan Tuhan lewat jalan politik? Jawabannya, boleh. Karena
al-qur’an sendiri telah berbicara tentang politik yang dalam bahasa
Arabnya adalah “siasatun”. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah,
politik yang manakah yang dibenarkan dalam Islam? Zamhasari Jamil,
mahasiswa program M.A Political Science di Aligarh Muslim University
memaparkan bahwa ‘politik’ mempunyai kiasan yang sama terhadap kata
‘cinta’ karena keduanya (baca: politik dan cinta) mempunyai sifat saling
mempengaruhi. Allah S.W.T. telah berfirman dalam Q.S. al-Rum: 21 dimana
dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa cinta itu muncul karena mawaddah
dan rahmah. Mawaddah adalah sebuah perasaan cinta yang muncul diiringi
dengan dorongan nafsu biologis namun berbeda dengan Rahmah berarti
timbul karena saling menyanyangi dan memahami.Begitu juga politik, bila
kita bersandar pada ayat tersebut dan kita gandengkan politik
bilmawaddah dan politik birrahmah maka realisasinya terhadap kehidupan
munusia jelas akan berbeda. Politik birrahmahlah yang akan menguntungkan
bagi kehidupan manusia, yang bukan hanya untuk kepentingan pribadinya
sendiri. Dari sinilah jiwa seorang akan timbul dengan kasih sayang
terhadap manusia. Sayang terhadap manusia berarti seluruh makhluk yang
ada dilangit juga akan menyanyangi dan mendoakan suatu kebaikan untuk
kita. Dari sinilah seorang politikus akan semakin dekat dengan Tuhan dan
berma’rifat denganNya.Berma’rifat dengan tuhan lewat jalan musikMusik
hanyalah instrumen kehidupan yang diciptakan oleh akal manusia.
Mungkinkah melalui musik kita bisa berdialog denganNya? Bila seandainya
akal manusia dibimbing oleh hati yang kotor, hati yang dengki terhadap
orang lain, hati yang selalu iri terhadap kesenangan saudara
semuslimnya, hati yang selalu menyimpan rasa dendam, maka hasilnya
adalah semakin jauh saja dari kasih sayang Tuhan.Pada zaman Nabi
Muhammad SAW, ketika beliau berhijrah ke Madinah beserta rombongannya
kaum Muhajirun, dikarenakan mendapatkan cercaan dan makian dari penduduk
kafir Mekkah, maka keamanan Rasulullah terganggu. Ammul huzni adalah
tahun kesedihan bagi baginda Rasulullah. Apa yang dipersiapkan oleh kaum
Anshor yang tinggal di Madinah untuk menyambut beliau beserta
rombongannya? Kaum Anshor telah menyiapkan musisi dari pihak perempuan
dan laki-laki yang mempunyai suara yang merdu dan pemain instrumen.
Rebana dimainkan dan suara dilantunkan. Gema takbir dikumandangkan.
Allahu Akbar ….. Allahu Akbar ….. Gemuruh suara terdengar, “Thala’al
badru alaina, min tsaniatil wada’ wa jaba sukru alaina mada’a lillahi
da’,” (Bulan purnama telah datang dihadapan kita …………).Ketika Rasulullah
mendengar lantunan suara tersebut, kesedihan beliau semakin terkikis,
kecerian diwajahnya semikin nampak, senyumnya mulai mekar kembali
bagaikan bunga yang baru mekar dari peraduannya indah dipandang.Rebana
adalah ciptaan akal manusia yang diciptakan supaya manusia tenteram
ketika mendengarnya. Rebana adalah salah-satu jenis alat musik yang
dimainkan pada zaman Rasulullah. Apakah beliau mengharamkan alat musik
tersebut? Tentu tidak. Alat tersebut tidak membuat seseorang semakin
jauh dari Tuhan, bahkan semakin mendekatkan kepadaNya jika lantunan
nadanya selalu mengingatkan kita pada kebanaran, bukan melupakan
kewajiban kita selaku hambaNya. Tapi kalau seandainya alat tersebut
sampai melupakan kalimat Tuhan maka Rasulullah akan mengharamkannya.Alat
musik terus berkembang dari masa ke masa. Bentuk dan suara alunannya
terus berkembang. Dari rebana ke tabla, dari tabla ke drum yang sekarang
kita kenal. Dari sitar ke sarod, dan dari sarod ke gitar. Apakah
perkembangan suatu alat musik adalah bid’ah? Bid’ah hanya berlaku dalam
beribadah kepada sang penguasa. Kalau seandainya bid’ah, berarti hampir
dari sekian penduduk muslim khususnya yang ada di muka bumi ini berada
dalam kesesatan. Musik yang manakah yang dibenarkan dalam Islam?Dari
perkembangan alat musik pada zaman setelah Rasul, ada dari sebagian
kaumnya memainkan alat musik untuk berfoya-foya dan penari-penari
erotikpun berdansa bersama mereka. Sebenarnya siapa yang tidak suci?
Alat musikkah atau orang yang memainkannya yang tidak suci?. Tentu jelas
orang yang mempergunakan alat tersebut itulah yang mengarahkannya
kepada kesesatan. Alat musik tidaklah bersalah.Gitar, rebana, suling,
drum, organ ataupun alat musik yang lainnya adalah boleh saja untuk
dimainkan oleh setiap pribadi masing-masing asal tidak sampai melupakan
kewajiban kita selaku hamba Allah. Jika tidak, maka musik adalah haram
untuk dimainkan apapun bentuk jenisnya. Berma’rifat dengan Tuhan lewat
jalan tekhnologi.Banyak dari kalangan ilmuwan Barat, setelah terus
mendalami ilmu tentang perbintangan dan ilmu-ilmu yang lainnya yang
berkaitan dengan teknologi, mereka semakin bingung dengan apa yang telah
mereka pelajari dalam agamanya. Kebingungan terus melanda mereka,
sehingga dalam hatinya selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya yang
telah menciptakan alam semesta ini? Tak sedikit diantara mereka mendapat
hidayah dari Allah S.W.T. dan kemudian mereka masuk Islam.Inilah
perjalanannya Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan di muka bumi, beliau
terus memikirkan alam ini, bulan dan matahari disangka Tuhan. Tapi
kemudian bulan dan matahari hilang dan tak diketahui keberadaannya.
Dibumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
berakal.Teknologi adalah hasil ciptaan akal manusia. Dan melalui
teknologi kita juga mampu mengenal Tuhan lebih dekat. Coba kita
perhatikan Q.S. Yunus: 5. yang artinya, “Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah telah menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak (tidak sia-sia). Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengetahui.” Allah
S.W.T. telah menjelaskan dalam ayat ini untuk selalu mentafakuri alam
kepada orang-orang yang mengetahui (bagi Muslim dan non-Muslim). Karena
Allah tidak mengkhususkan kepada siapa ayat ini ditujukan, berarti ayat
tersebut diperuntukan untuk manusia yang ada dimuka bumi ini.Seperti
perjalanan astronot keluar angkasa ini sudah termaktub dalam Q.S.
Al-Rahman: 33 yang artinya, “Hai segenap jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah,
kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” Ayat ini baru
terbukti kebenaranya di abad teknologi ini. Dengan kekuatan pesawat
angkasa kita mampu mendarat di permukaan bulan yang dulu katanya
mustahil untuk bisa sampai kesana.Yang mengetahui keberadaan iman kita
hanyalah Allah, bukan manusia. Manusia hanya bisa mengira dan menyangka.
Orang berdasi, berjubah, berambut gondrong, petani, pengusaha dan yang
lainnya, tidak menjadi batas untuk bisa saling bersaing mendapatkan
kasih sayang Allah dan cintaNya. Siapalah yang tahu derajat hati seorang
hamba kecuali Allah yang tahu segalanya. Sesunggunya Allah tidak
melihat kepada bentuk rupa (tubuh dan pakaian) kalian melainkan kepada
hati-hatimu sekalian. Masih banyak cara untuk berma’rifat dengan Tuhan.
Ini hanya sebagiannya saja, belum lagi kita ambil dari segi ekonomi,
seni, dan yang lainnya. Mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan
iman yang kuat dan iman yang tak akan mudah goyah.[]
Posting Komentar
[ Dofollow Blog ]
Hargai penulis dengan cara memberikan komentar di artikel ini ya sobat.
Dan berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan.
Thanks